foto ku...

foto ku...
aku...

Pengikut

Remaja dan permasalahannya

Remaja dan Permasalahannya (part 1)

Berbicara mengenai masalah remaja tidak akan habis2nya, namun saya hanya menyumbangkan sebagian kecil pemikiran masalah kenakalan remaja yang mungkin saja berguna untuk menambah pengetahuan para pembaca.

Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.

Disatu pihak remaja berusaha berlomba2 dan bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai2 moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja, tetapu lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang sangat meresahkan.

Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa anak2 menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.

Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa.

Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia punya masalahnya sendiri2, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu : pertama; ketika masih anak2, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang2 dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah. Kedua; karena remaja merasa dirinya telah mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.

Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.

Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas dir sebagai seorang pribadi.

Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :

a. kebutuhan akan figur teladan

Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.

b. sikap apatis

Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

c. kecemasan dan kurangnya harga diri

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

d. ketidakmampuan untuk terlibat

Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

e. perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

f. pemujaan akan pengalaman

sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

Bentuk2 dari perbuatan yang anti sosial antara lain :

a. Anak2 muda yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya memakain pakaian yang mewah, hidup hura2 dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.

b. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.

c. Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan tahun.

d. Membentuk kelompok (genk2) anak muda yang tingkah lakunya sangant menyimpang dengan norma yagn berlaku di masyarakat, seperti tawuran antar kelompok.

Senin, 13 April 2009

Pernikahan Dini bukan MBA


Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja modern baik dengan pasangannya (pacar) maupun dengan kekasih gelapnya *nyontek dari Peter Pan Ungu*, telah menambah kasus remaja hamil di luar nikah. Solusi persoalan di atas antara lain : menggugurkan kandungan, membesarkan kandungannya lalu membuang bayi setelah melahirkan dan lebih parah adalah menikahkan anak itu sebelum kandungannya membesar yang lebih dikenal MBA (married by accident). Na’udzubillah..

Menikahkan anak karena “kecelakaan” sudah menjadi tren n budaya. Zina sudah dianggap “zamannya”. Akibat “pernikahan dini” tersebut akan lahir bayi2 luar biasa karena yang dikandung lebih pendek waktunya. Bayangkan! Baru nikah enam bulan sudah melahirkan. Itu bayi yang benar2 luar biasa! Seingat saya, dulu waktu pelajaran Biologi n Agama diberi tahu bahwa usia kandungan normalnya sembilan bulan sepuluh hari. Apa karena skrg zaman serba instant jadi usia kandungan pun ikut instant..
Orang tua skrg menikahkan anaknya karena hamil untuk menutup aib. Pernikahan itu hanya kedok bukan berlandaskan kesadaran untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
Pernikahan dini sendiri sebenarnya adalah penikahan yang dilaksanakan pada usia yang masih relatif muda. Misal, pasangan yang akan menikah masih kuliah *study blm selesai* tapi mereka menikah dengan landasan fisabilillah.
Tren pernikahan dini *bukan MBA* masih pro dan kontra. Kadang, orang tua menginginkan anaknya lulus sekolah *sekolah setinggi2nya*, dewasa atau mapan dulu. Ada kekhawatiran terhadap gagalnya study, cepat bercerai *karena masih blm cukup umur* dan ekonomi sulit *blm kerja*. Namun anak berhak menyelamatkan dirinya dari perzinaan.
Untuk menikah dini memang tidaklah mudah. Terlebih lagi ekonomi Indonesia yang tengah terpuruk, dianggap akan menyulitkan kehidupan rumah tangga. Namun tanpa disadari bahwa keterpurukan ini muncul sebagai akibat mentalitas rakyat Indonesia yang senang topang dagu, cenderung malas berpikir keras untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Nah loh kok jadi membahas ttg ekonomi?!
Saya sendiri blm menikah *lah kok sok2an membahas pernikahan dini?* jadi belum pengalaman untuk membahas lebih lanjut bagaimana hasil pernikahan dini. Tapi setidaknya pernikahan dini banyak mendatangkan manfaat *dari pada nambah dosa dgn MBA*. Insya allah.
Silahkan bagi Anda yang telah menikah *atau melakukan pernikahan dini* untuk berbagi pengalaman. Yang belum nikah juga boleh berbagi pengetahuan. Thx.
Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan apabila menurut anda informasi yang disampaikan berkenan....